BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Awalnya Kedatangan orang-orang
Inggris ke Amerika disebabkan karena kecintaan mereka akan kemerdekaan . Mereka
pindah ke Amerika pada dasarnya ingin meninggalkan peraturan-peraturan
keaagamaan, pemerintahan dan kebebasan ekonomi yang selama ini terkekang.
Alasan politik yang yang melatarbelakangi kedatangan orang Inggris adalah
karena terjadinya kehidupan yang tidak stabil akibat dari tekanan pemerintah
Inggris, alasan ekonomi adalah alasan paling kuat bagi orang Inggris untuk
pergi mendirikan koloni di amerika sebagai tempat tinggal baru. Para pedagang
mempunyai alasan ekonomi yaitu bahwa mereka ingin mendapatkan kehidupan yang
lebih baik. Kebanyakan imigran dari Inggris meninggalkan tanah air mereka untuk
mendapatkan kesempatan ekonomi yang lebih luas. Alasan agama yang
melatarbelakangi kedatangan orang-orang Inggris ke amerika adalah keinginan
mereka untuk menjalankan kehidupan keagamaan yang diyakini secara bebas.
Pada masa pemerintahan Ratu
Elizabeth, dia dapat menyatukan antara kaum Puritan dan Gereja Anglikan. Selama
pergolakan agama pada abad 16-17 kaum puritan menginginkan adanya suatu
pembaharuan gereja resmi yaitu dengan cara menuntut Protestanisasi menyeluruh
terhadap gereja nasional dengan cara penyederhanaan di bidang upacara
keagamaan. Namun keinginan tersebut ditolak oleh James I, penolakan tersebut
membuat ketegangan antara kaum puritan dan pemerintahan James I yang
menyebabkan kaum puritan keluar dari kegerejaan Anglikan. Setelah orang-orang
Inggris datang ke Amerika dan mendirikan koloni , maka diperlukan tenaga kerja
yang murah dan ulet di bidang perkebunan. Tenaga kerja dari Inggris jumlahnya
terbatas sehingga mereka memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika
sebagai tenaga kasar di perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan budak yang dilakukan
inggris yang meakukan hubungan ddengan penguasa dan penduduk pribumui afrika
yang memperjualbelkan budak untuk ditukar dengan persenjataan, texti ataupun
anggur, yang kemudian budak hasi perdagangan dengan penguasa afrika tersebut
dipekerjakan di amerika untuk mengerjakan pekerjaan perkebunan dan pertanian
yang membutuhkan tenaga ebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah latar belakang perbudakan yang terjadi di
amerika serikat?
2. Bagaimanakah praktik perbudakan yang di apikasikan di amerika?
3. Bagaimanakah usaha penghapuskan perbudakan?
4. Bagaimanakah proses pemberontakan yang diakukan budak?
1.3 Tujuan
Tujuan dari pembahasan
makalah ini adalah untuk memperkaya wawasan dan inflormasi mengenai topik yang
dibahas kali ini yaitu perbudakan di amerika, shingga diharapkan para calon
pendidik dapat mentransmormasikan pengetahuannya kepada peserta didik. Kemudian
tujuan khusus dari pemnyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kulih sejarah amerika.
BAB II. PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang
Perbudakan di Amerika
Pada awalnya perbudakan orang kulit
putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung
sejak zaman kuno. Dimana praktik tersebut dilakukan oleh orang mesir terhadap
orang negro di afrika. Budak tersebut digunakan tenaganya didaerah pertanian
dan di tempat kuil-kuil.
Perbudakan merupakan suatu lembaga
sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar kemunausiaannya dikuasai mutlak oleh
tuannya. Baik fisik maupun hak kemanusiaan telah beralih kepada penguasaan
mutlak pemiliknya. Kemudian makna budak itu sendiri adalah oarang yang dianggap
dan disamakan dengan barang milik, hak kemanusiaan sebagai hak dasar yang
bersifat kodrati telah dirampas oleh orang lain (pemiliknya). Banyak faktor
yang menyebabkan seorang harus menjalani hidup sebagai seorang budak, anatar
lain faktor ditawan karena kalah dalam suatu peperangan, dijual atau dilahirkan
oleh orang tua yang berstatus sebagai budak dan juga berhutng kemudian tidak
mampu melunasinya.
Perbudakan yang terjadi diamerika
selatan dianggap sebagai lembaga legal, ini juga diperkuat dengan undang-undang
mengenai perbudakan, yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang
dinamakan the black codes. Didalam
masyarakat pertanian terutama didaerah bagian amerika sebelah selatan yang
banyak bermata pencaharian sebgai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat
membutuhkan jasa budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang
tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan
keadaan tanpa kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan
sewenang-wenang dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan
perkebunan saat itu sangat tragis dan menderita.
Pada awalnya budak yang dipekerjakan
di amerika bagian seltan berasal dari afrika barat. Dimana di afrika barat ini
penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu.
Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan
ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana,
wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari
kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai
budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai hak
milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja tanah
pertanian dan perkebunan.
Dalam perbudakan pada masa ini,
budak dianggap sebagai kekyaaan utama dari suatu bangsa atau kerajaan,
anak-anak para budak ini tidak boleh dijual, melainkan ditampung dan dipelihara
sebagai hak milik keluarga. Meskipun pada saatnya nanti anak budak menggantikan
orangtuanya tetapi kebebasan diberikan kepada anak budak tersebut. Berbicara
mengenai awal dari perdagangan budak di afrika barat, terdapat beberapa
tafsiran, ada yang mengatakan awal perdagangan budak di afrika barat terjadi
didaerah angola, kongo, dan guinea, yang selanjutnya meluas ke sudan barat.
Kemudian ada juga yang mengatakan perdagangan budak di afrika barat berasal
dari daerah-daerah pedalaman yang jauh. Yang terakhir ada juga pendapat yang
mengatakan awal perbudakan di afrika berawal dari perdagangan budak di guinea
tepatnya terletak di pantai afrika barat.
Perkembangan perbudakan denagan
skala luas atau jaringan internasional, mulai berkembang sejak ditemukannya
benua amerika awal abad ke 16, yaitu orang – orang asing seperti spanyol dan
portugis menjalin hubungan dagang dengan penduduk pribumi, mereka mendirikan
benteng0-benteng dan pos-pos perdagangan. Terjadi hubungan perdagangan antara
raja-raja negro di afrika barat dengan para pedagang portugis dan spanyol,
selain itu juga berkembang dan meluasnya agam kristen ke wilayah tersebut. Keadaan semakin lama semakin berkembang pesat
maka sekitar abad ke 17 banyak berdiri tempat perdagangan disepanjang pantai
afrika barat. Selain bangsa spanyol dan portugis, bangsa inggris, belanda serta
prancis mulai menjalin hubungan perdagangan dengan penduduk atau raja di afrika
barat. Kemudian ditahun 1595 bangsa
belanda berhasil menguasai perdagangan budak didaerah pantai guinea. Pada
akhirya banyak para budak yang diangkut oleh kapal-kapal belanda dan dikirim ke
brazilia utara.
Ditahun 1562, orang-orang inggris
yang dipimpin oleh sir jhon howkins mulai tertarik melakukan hubungan dagang
budak di afrika barat, pada awalnya mereka bermaksud mencari logam, namun
akhirnya mereka lebih tertarik pada perdagangan budak. Sekitar abad ke 18 inggris mendirikan
koloni-koloninya diwilayah afrika barat terutama di sepanjang pantai guinies.
Tahun 1672, inggris mendirikan
organisasi dagang di afrika barat yang
bernama the royal african company.
Para budak yang dibawa ke kapal-kapal inggris ditukar dengan hasil-hasil
textil, anggur, senjata dan kebutuhan-kebutuhan lain yang sangat diperlukan
oleh para raja atau penguasa-penguasa pribumi diwilayah afrika barat. Kemudian
bangsa eropa terakhir yang melakukan perdagangan budak adalah perancis, yaitu
di daerah senegal pada 1662. Budak yang diangkut kapal perancis dikirim di
santo domingo di kepulauan haiti.
Masalah pengangkutan budak ternyata
banyak menimbulkan berbagai masalah dan kesulitan, ini dikarenakan sering
terjadi perlawanan dari para budak, banyak menderita sakit yang kemungkinan
disebabkan oleh lamanya perjalanan, perbedaan iklim, makanan yang tidak teratur,
dan penderitaan fisik yang disebabkan oleh perlakuan kejam dari para
pemiliknya.
2.2 Perbudakan Di
Amerika Serikat
Impor budak ke amerika
pada 31 agustus 1616 oleh jhon roulfe, bangsa belanda telah menjual sebanyak 20
orang negro ke virginia, pada saat itu masih koloni inggris, orang negro
diwilayah tersebut dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga, wilayah amerika
serikat bagian selatan peada periode kolonial inggris terbentang dari marieland
sampai georgia yang mempunyai penghasilan pokok pertranian dan perkebunan yang
merupakan penghasilan utama dari koloni inggreis. Berbagai hasil industri
inggris ditukar dengan hasil daerah koloni untuk mengusahakan jenis tanaman
tembakau, koloni mulai menggunakan tenaga budak, latar belakang perbudakan di
amerika serikat bagian selatan, sesungguhnya sangat berkaitan dengan kondisi
geografisnya seperti keadaan ekologi yang sangat subur. Yang menghasilkan tebu,
nila, kapas, gandum dan juga tembakau sesuai dengan lingkungan alamnya.
Ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan didaerah pertanian. Perkebunan
diselatan sangat memerlukan tenaga budak. Hal-hal yang mendorong kolonis
menggunakan tenaga kulit hitam adanya problem tenaga kerja diberbagai
perkebunan, karena orang kulit putih gagal menggunakan gagal menggunakan
pekerja dari orang indian yang sudah hidup bebas didaerah bebas dan perkebunan.
Tenaga kulit putih diperkebunan tidak efektif karena tidak tahan dengan iklim
panas dan harganya juga begitu mahal. Tenaga budak negro bila ditempatkan
diperkebunan sangat efektif dan juga murah.
Perbudakan sebagai lembaga sosial,
mula-mula tumbuh di daerah virginia, kemudia tersebar luas ke wilayah lain.
Pada 1625 trjadi hubungan perdagagan antara virginia
london company dengan pihak kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian
dan perkebunan. Organisasi perdagangan suasta di virginia pada masa kolonial
juga menyalurkan kebutuhan tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama
abad ke 17 dan ke 18, sebagian besar orang-orang negroyang diimpor dari afrika
barat dipekerjakan dalam perkebunan tembakau, nila, dan padi. Sumber
penghasilan utama bagi wilayah amerika serikat bagian selatan adalah dari hasil
pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus
dipertahankan.
Perbudakan yang terjadi di wilayah
amerika serikat bagian selatan, merupakan lembaga sosial dimana para budak
terikat oleh sejumlah peraturan yang dipaksakan kepadanya dan harus ditaati
padanya. Praktik-praktik perbudakan menunjukan adanya suatu eksploitasi sesama
umat manusia. Budak dianggap sebagai barang milik yang dikuasai epenuhnya oleh
para pemiliknya, sehingga mudah dapat untuk diperjual belikan. Perbudakan
sebagai suatu lembga sosial diatur dan dilindungi oleh negara bagian diwilayah
selatan.
2.3 organisasi perbudakan
Sistem perbudakan yang terjadi di
amerika serikat bagian selatan mempunyai perbedaan sestem perbudakan dengan
sistemm perbudakan di amerika latin dan di hindia barat. Sistem perbudakan di
amerika latin masih memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap
budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan mengembangkan lembaga
budak secara intensif.
Warga kulit putih di selatan
mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para
pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal tidak berwenang menyesihkan
sistem perbudakan yang terjadi di
berbadgai daerah dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan
daerah kolonial yang tidak di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh
negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres
yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara
bagian ke negara bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan
tesebut terkenal dengan nama fugitive slave law, yang mulai di susun
pada 1 februari 1793.
Di dalam lembaga perbudakan semua epraturan yang mengetur
hubungan antara tuan dan budak termuat dalam peraturan hukum yang dinamakan the black codes yang dilegalisir oleh
negara bagian di selatan pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isisnya
di antaranya melindungi hak milik budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya
gerakan-gerakan negro yang dapat membahayakan kedudukan para pemiliknya. Para
budak dilarang mengadakan perjanjian dengan siapapun. Seorang budak tidak boleh
melakukan kekerasan terhadap orang kulit putih tapi sebaliknya pembunuhan yang
dilakukan oleh warga kuit putih terhadap kulit hitam tidakah dianggap sebagai
suatu perbuatan kriminal, hukuman yang diterima budak paling ringan adalah
dipekerjakan kembali di tempat yang pekerjaannya berat tapi. Ada juga budak
yang anggota tubuhnya di siksa seperti bekas-bekas penyiksaan terhadap budak
yang meenggar peraatura tersebut. Hukuman yang terberat seperti hanya penberontakan
budak di hukum mati.
2.4 Usaha penghapusan
perbudakan
Berdasarkan data jumlah yang didapat
dari biro sensus penduduk negro oleh pemerintah federal (1790-1915),
menunjukkan bahwa jumlah penduduk negro yang berade di wilayah utara relatif
kecil. Sampai dengan 1830 orang-orang negro di amerika serikat tercatat
2.328.642 orang. Dari jumlah itu penduduk negro yang berada di utara rata-rata
tercatat 10%. Tenaga-tenaga negro diutara pada umumnya digunakan sebagai
pelayan rumah tangga. Sejak 1804,bwilayah Utara telah melarang adanya
perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada
pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony
Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang
kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker,gerakan abolisi dan
masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar ker,gerakan abolisi dan masyarakat
antiperbudakan mulkai tersebar di wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang
abolisi kulit hitam seperti : Prince
Hall,Benjamin Banneker, Abrahamdi wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang
abolisi kulit hitam seperti : Prince
Hall,Benjamin Banneker, Abraham Jones,
dan Richard Allen mulai menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia. Pada
para pemimpin kulit putih maupun orang-orang negro di utara’ mendirikan suatu
gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’ terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal
ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana,
Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
Gerakan tersebut agar lebih aman
melakukan aktifitasnya membantuu melarikan para budak selalu pada malam hari.
Ada di antaranya para budak mullato menyamar sebagai orang-orang kulit putih
dan kadang-kadang sebagai pemilik-pemilik budak. Reaksi orang-orang selatan
dalam menghdapi gerakan The Underground
Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap
tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah
menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan.
Pimpinan-pimpinan selatan dalam
usahanya menentang The Underground
Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak yang melarikan
diri ke utara. Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam
sejarah bangsa amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut
adalah sebagai reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa
dirugikan agar berhati-hati terhadap tindakan warga Boston,Massachusetts, yang
telah menculik dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan
tetap waspada dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah
Boston yang berdalih pada Fugitive Slave
Law.
2.5 Pemberontakan Budak
Terjadi suatu
pemberontakan budak pada hakikatnya tak lepas dari keadaan lingkungan sosial
yang sangat menekan kehidupannya yang disebabkan oleh berbagai tindakan dari
pemiliknya.disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak merupakan sumber utama
timbulnya pemberontakan. Hal itu berkaitan dengan faktor-faktor tidak puas dan
putus asa dari kelompok budak,terjadinya berbagai insiden dan mengenai simbol.
Perasaan tidak puas dari para budak itu karena ascribed stastus, Yaitu status yang bibebankan oleh pemaksaan dan
pembenahan dalam hirarki sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di
selatan yang menggangap bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan
peraturan yang tercantum dalam The black codes sangat menekan perasaan
para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan
dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak
yang sering mengalami tekanan
jiwa akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Pemberontakan
budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut
dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di
South Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap
penting pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah
Virginia pada September,1663.
Selama
era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang saudara di Amerika Serikat
(1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan budak yang terjadi di berbagai
negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar terjadi di Selatan. Sejak
wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu
pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak.
Selama
periode 1800-1864, telah terjadi 54 kali pemberontakan budak yang kesemuanya
terdapat di wilayah Selatan. Memperhatikan tempat terjadinya pemberontakan
budak,daerah Virginia merupakan tempat yang terbanyak terjadinya pemberontakan.
Sebanyak 20 kali selama periode 1800-1864, yang lain tersebar di berbagai wilayah.
Nantinya, dalam perang saudara di Amerika Serikat (1861-1865), Virginia
merupakan ibukota dari negara konfederasi.
Dalam
membahas sekilas sekitar pemberontakan budak pada periode 1800-1864, penulis
hanya memfokuskan pada tiga peristiwa yang dianggap sangat penting selama
terjadinya pemberontakan. Tiga peristiwa penting dalam pemberontakan budak itu
: (1) terjadi pada 1800, di Virginia, dipimpin oleh Gabriel Prosser; (2) pada
1822,terjadi pemberontakan budak di South Carolina di bawah pimpinan Denmark
Vesey; (3) pada 1831, pemberontakan budak terjadi di Virginia di bawah Nat
Turner dan juga terdapat di berbagai wilayah. Terdapat suatu keunikan dalam
mempelajari tokoh pemimpin budak dalam menggerakkan suatu pemberontakan.
Keunikan itu nampak bahwa pemimpin budak pada umumnya berasal dari budak rumah
tangga yang kemudian ia memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya tak lagi
berstatus budak. Pada budak rumah tangga yang melakukan suatu pemberontakan
dapat digagalkan, antara lain, rahasia pemberontakan diketahui oleh para budak
rumah tangga yang kemudian segera memberitahukan rencana pemberontakan kepada
tuannya. Jadi, dalam masalah sosok budak rumah tangga, ia berpeluang menjadi
pemimpin pemberontakan, namun juga dapat berkhianat menggagalkan rencana
pemberontakan. Berikut ini secara garis besar akan dikemukakan peristiwa ketiga
pemberontakan budak yang terjadi pada 1800,1822,dan 1831.
Gabriel
Posser adalah budak rumah tangga yang bekerja sebagai sains dari seorang
pengusaha perkebunan di daerah Virgimia, bernama Thomas Prosser. Ia seorang
pengikut kristiani yang amat tekun mempelajari ajaran Injil. Ia mulai tergugah
hatinya ingin membantu perjuangan bangsanya membebaskan dari belengu
perbudakan. Setelah beberapa tahun mengabdi pada tuannya, kemudian ia memperoleh
kemerdekaannya sebagai seorang negro bebas. Perjuangan Gabriel Prosser di dalam menentang perbudakan didasarkan pada
konsep-konsep agama dan rasional. Dalam menentang perbudakan is mengartikulasi
konsep injil dengan interpretasi persaudaraan universal. Terdapat dua orang
kulit putih yang ikut mebantu perjuanagan budak, mereka berusaha mencari
bantuan persenjataan dan bahan peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel
Prosser merencanakan suatu pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota
Richond, Virginia, pada1 September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang
berjumlah 1100 budak dalam tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota
harus dikuasai, mereka harus berhasil merebut gudang senjata yang berada di
kota Richmond.apabila kelompok yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata,
terlebih dahulu menyergap para penjaganya.
Sebelum
Gabriel Prosser mulai merencanakan penyeranagan
kota Richmond, rahasia pemberontakan telah bocor karena penghianatan
yang dilakukan oleh dua orang budak rumah tangga.kedua penghianat tersebut
melaporkan rencana pemberontakan yang akan dilakukan oleh Gabriel Prosser
kepada pemerintah negara bagian Virginia. Maka, dengan segera pemerintah negara
bagian Virginia segera menggerakkan tentaranya sebanyak 600 orang untuk
mencegah pemberontakan serta melindungi kota Richmond. Pemberontakan Gabriel
Prosser dengan cepat dapat dihancurkan, sebanyak 30 orang pengikutnya telah
menjadi korban. Komplotan Gabriel Prosser telah gagal akibat penghianatan yang
dilakukan oleh dua orang budak rumah tangga. Ia sendiri di tawan pada 25
September 1800, kemudian di kirim ke kota Richmond. Gubernur Virginia berusaha
untuk mengkorek informasi seputar rencana pemberontakan yang dilakukan oleh
Gabriel Prosser, namun gubernur tersebut gagal memperoleh informasi yang
dianggap penting. Ia tidak mau mengaku dengan siapa saja pemberontakan itu
dilakukan. Akhirnya, Gabriel Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan
pada 7 Oktober, 1800. Setelah pemberontakan Gabriel Prosser dapat digagalkan oleh
gubernur James Monroe, segera melaporkan
pada pemerintah Thomas Jefferson, bahwa pemberontakan tersebut berhasil
dihancurkan.
Pemberontakan yang lain dilakukan
oleh Denmark Vesey di negara bagian Shout Carolina pada 1822.seperti halnya
Gabriel Prosser, Vesey berasal dari budak rumah tangga. Perjuanagan Denmark
Vesey dalam menentang perbudakan terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel
Prosser. Ia juga memberi konsep agama dan idedari revolusi perancis. Denmark
Vesey menanamkan agama dan ide-ide dari revolusi Perancis. Vesey menanamkan
pengaruhnya terhadap para anggotanya, bahwa Tuhan telah menciptakan semua umat
manusia memiliki hak-hak yang sama. Rasa ketidakpuasan bersumber dari
pengetrapan the black codes.
Disamping itu, ia mendapat dukungan dari para pemimpin Greja Metodhist yang
anggotany aterdiri dari orang-orang negro. Berdasarkan pengalaman yang ada,
gagalnya pemberontakan budak karena adanya penghianatan dari budak rumah
tangga, maka, vessey merencanakan pemberontakan yang akan dilakukannya harus
hati-hati jangan sampai bocor. Ia menetapkan bahwa pemberontakan akan dimulai
pada minggu kedu, Juli, 1822. Ia berusaha mencari bala bantuan orang-orang negro di
derah Santo Domingo, sama seperti yang pernah dilakukan oleh Gabriel Prosser.
Bala bantuan yang diharpkan Vessey, kenyataanyya menjadi terpencar sehingga
sulit dikoordinasi, mengingat jarak tempuh dari daerah Charleston dengan Santo
Domingo, terlalu jauh, 80 mil jaraknya. Rencana Vessey ternyata juga telah
dihianati oleh seorang budak yang telah mendapat kepercayaan darinya. Budak itu
bernama Devany, seorang pelayan rumah tangga yang bekerja sebagai kusir
gerobakpada bekas kolonel Prioleau. Devany mendapat uang sebanyak $ 1.000 dan
juga memperoleh kebebasan dari tuannya. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey,
139 orang ditahan, 47 orang dimasukkan
dalam penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan
melindungi para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman
mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang.
Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia
tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam
komplotannya.
Mengenai pemberontakan yang dlakukan
oleh Nat Turner pada 1831,di Virginia, dapat di kisahkan sebagai berikut : Nat
Turner adalah seorang pendeta sangat tekun mempelajari isi injil,sering memberi
khotbah dan membabtis para budak. Ia adalah seorang pendeta yang sangat
fanatik, menggunakan konsep supra irasional dalam usahanya membebaskan para
budak. Kondisi masyarakat yang tidak menentu dengan harapan dan kecemasan,maka,
mereka akan mengharapkan munculnya seorang pemimpin yang bermukjizat atau
istilahnya sebagai the miracle man,
rakyat menaruh kepercayaannya agar perasaan-perasaan tidak puas, frustasi,dan
putus asa dapat segera berakhir, kemudian mengharapkan kemakmuran atau
kesejahteraan sosial. Para pengikutnya yakin, bahwa melalui kepercayaan Kristus
mereka akan mendapatkan kebebassan dan kemerdekaan bagi umatnya. Kefanatikan
Nat Turner dipertebal oleh kegemaran mengolah hal-hal yang bersifat mistik
sehingga akan dapat diketahui ideologi apakah yang akan digunakan sebagai
konsep perjuangannya dalam membebaskan perbudakan. Dapat dikatakan bahwa ia
berideologi yang messianistis. Artinya, di dalam situasi sosial yang kacau
manusia sudah tidak berdaya lagi mengatasi dengan hal-hal yang rasional seperti
yang dikerjakan oleh Nat Turner. Oleh karena itu, pemberontakan yang
dilakukannya tidak direncanakan cermat dan teliti. Tentu saja, seorang pemimpin
pemberontakan yang fanatik dengan sendirinya akan menlaksanakan perannya tak
dipertimbangkan dengan masak-masak dan tidak waspada. Nat Turner masih terkesan
mengenai rencana penyerangan yang telah mengalami kegagalan akibat terjadinya
suatu penghianatan. Maka, Nat Turner tidak akan mudah mempercayai seseorang
untuk mengatakan rencana pemberontakan. Ia akan bertindak sendiri memimpin
penyerangan. Semula ia menetapkan tanggal 4 Juli 1831, sebagai permulaan untuk
melakukan pemberontakan di pedesaan Southamton; tetapi ia menderita sakit
sehingga rencana pemberontakan ditangguhkan. Nat Turner memulai
pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Perlu diketahui, bahwa di dalam
pemberontakan tersebut tidak terdapat penghianatan-penghianatan yang dilakukan
oleh budak rumah tangga. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya
merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya
mendapat bantuan dari para budak rumah
tangga. Nat Turner beserta para
pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis
beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat
Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit
putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph
Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang kulit putih lain di
daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah dibunuh dalam
pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Pada masa berkobarnya pemberontakan
itu, seluruh pendeta negro di Virginia diperiksa oleh pemerintah, sebab
pemimpin pemberontakan adalah berasal dari seorang pendeta. Sebagai tindak
balasan dari waarga kulit putih para budak yang diduga terlibat dalam
pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang lain dijatuhi hukuman
gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi didaerah pegunungan di
Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para pengikutnya berhasil ditangkap 30
Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan
yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak
lebih dari dua bulan.
2.6
perbudakan dan perang saudara
kemenangan Lincoln dalam
pemilihan presiden pada November1860 membuat pengunduran diriCarolina Selatan
dari Persatuan 20Desember menjadi kepastian. Negarabagian ini telah menunggu
cukup lama akan kejadian yang akan mempersatukan daerah Selatan melawan
kekuatan anti-perbudakan. Sampai 1 Februari 1861, lima lagi negara bagian
Selatan telah mengundurkan diri. Pada 8 Februari, keenam negara bagian tersebut
menandatangani undang-undang sementara untuk Konfederasi Negara Bagian Amerika.
Negara bagian Selatan lainnya masih tergabung
dalam Persatuan, walaupun Texas sedang dalam proses untuk mengundurkan diri.
Kurang dari sebulan kemudian, pada 4 Maret 1861, Abraham Lincoln disumpah
menjadi presiden Amerika Serikat. Dalam pidato pelantikannya, ia menyatakan
Konfederasi sebagai “secara hukum tidak berlaku.” Pidatonya ditutup dengan
permohonan untuk pemulihan kembali ikatan Persatuan, namun negara bagian
Selatan tidak mendengarkan sama sekali. Pada 12 April, Konfederasi menyerang
benteng federal di Fort Sumter di pelabuhan Charleston, Carolina Selatan.
Perang akhirnya dimulai, di mana lebih banyak warga Amerika terbunuh daripada
konflik apa pun sebelum dan sesudahnya.
Di dalam tujuh negara bagian yang mengundurkan diri dari persatuan,
rakyat memberikan respon positif terhadap tindakan Konfederasi dan kepemimpinan
Presiden Konfederasi Jefferson Davis. Kebabdua pihak sekarang dengan tegang
menanti tindakan negara bagian lainnya yang selama ini loyal kepada Persatuan.
Virginia mengundurkan diri pada 17 April; Arkansas, Tennessee dan Carolina
Utara dengan segera menyusul. T idak ada negara bagian yang meninggalkan
Persatuan lebih enggan daripada Virginia. Para negarawannya memiliki peran
besar dalam memenangkan Revolusi dan penyusunan Undang-undang dan telah ‘menyediakan’
Amerika Serikat lima orang presiden. Mengundurkan diri bersama negara bagian
Virginia adalah Kolonel Robert E. Lee, yang menolak memimpin Angkatan
Bersenjata Persatuan karena kesetiaannya kepada Negara bagian asalnya. Di
antara wilayah kekuasaan Konfederasi yang semakin besar dan tanah merdeka di
Utara terdapat negara-negara bagian perbatasan yang diisi perbudakan, yaitu
Delaware, Maryland, Kentucky dan Missouri, yang, walaupun bersimpati terhadap
negara-negara Selatan, namun tetap setia kepada Persatuan di Utara. M
asing-masing pihak memasuki pertempuran dengan harapan yang besar akan
kemenangan awal. Dalam hal sumber daya material, pihak Utara memiliki
keuntungan yang signifikan. Dua puluh tiga negara bagian dengan populasi 22
juta melawan sebelas Negara bagian dengan penduduk 9 juta, termasuk para budak.
Keunggulan industrial negara-negara Utara bahkan melebihi keunggulan jumlah
penduduknya, dengan fasilitas yang melimpah dalam industry manufaktur, amunisi,
pakaian dan perlengkapan lainnya. Utara juga memiliki keunggulan jaringan rel
kereta api yang jauh lebih super dibandingkan lawannya. Bagaimanapun, Selatan
juga memiliki keunggulannya sendiri. Yang paling penting adalah kondisi
geografisnya; Selatan berperang secara bertahan di dalam daerahnya sen diri.
Mereka dapat menetapkan kebebasannya sendiri hanya dengan mengusir pasukan
Utara dari daerah-nya. Selatan juga memiliki tradisi militer yang lebih kuat,
dan memiliki pemimpin-pemimpin militer yang lebih berpengalaman.
pertempuran
besar yang pertama, di kota Bull Run, Virginia (juga dikenal sebagai perang
Manassas pertama) dekat Washington, langsung mementahkan harapan pihak manapun
bahwa kemenangan akan diraih dengan cepat atau mudah. Ini juga membentuk pola,
setidaknya di Amerika Serikat bagian timur, tentang kemenangan yang selalu
penuh darah dari pihak Selatan, yang tidak pernah diterjemahkan sebagai
keunggulan militer yang menentukan bagi pihak Konfederasi. K ebalikan dari
kegagalannya di timur, kubu Persatuan memperoleh
banyak kemenangan pada pertempuran-pertempuran di bagian barat dan sukses
strategis perlahan di laut. Pada saat peperangan dimulai, kebanyakan dari
angkatan laut berada di bawah kendali pihak Persatuan, namun terpencar-pencar
dan lemah. Pimpinan Angkatan Laut saat itu, Gideon Welles, mengambil
tindakan-tindakan yang cepat untuk memperkuat pasukannya. Lincoln kemudian
memerintahkan untuk memblokir pantaipantai Selatan. Walaupun awalnya efek
blokade ini tidak terlalu terasa, sampai 1863 hampir seluruh pengiriman kapas
ke Eropa terhalangi, dan juga menutup impor bahan-bahan yang diperlukan pihak
Selatan, seperti amunisi, perlengkapan militer, pakaian dan obat-obatan.
Seorang komandan angkatan laut yang brilian dari pihak Persatuan, David
Farragut, memimpin dua operasi yang luar biasa. Pada April 1862, ia membawa
sepasukan kapal ke depan sungai Mississippi dan memaksa penyerahan diri kota
terbesar pihak Selatan, yaitu New Orleans, Louisiana. Dan pada Agustus 1864,
dengan teriakan, “Jangan pedulikan torpedo-torpedo itu! Maju dengan kecepatan
penuh!”, ia memimpin pasukan melewati jalan masuk yang dijaga sangat ketat di
Mobile Bay, Alabama, menangkap kapal besi milik Konfederasi danmenguasai penuh
pelabuhan tersebut.
Di lembah Mississipi,
pasukan Persatuan memenangkan hamper serangkaian kemenangan yang tidak
terputus. Mereka memulai dengan menghancurkan barisan panjang milik Konfederasi
di Tennessee, yang memungkinkan mereka menguasai hampir seluruh bagian Barat
negara itu. Ketika pelabuhan penting Sungai Mississipi di Memphis direbut, pasukan
Persatuan maju sejauh 320 kilometer menuju ke markas Konfederasi. Dengan
seorang jendral tangguh, Ulysses S. Grant, memimpin mereka, pasukan Persatuan
berhasil meredam serangan balik mendadak pihak Konfederasi di Shiloh, di atas
tebing di mana darinya terlihat seluruh Sungai Mississipi. Yang terbunuh dan
terluka di masingmasing pihak terhitung lebih dari 10.000 orang, jumlah yang
belum pernah dirasakan bangsa Amerika. Tapi ini justru baru awalnya. Di
Virginia, sebaliknya, pasukan Persatuan menderita kekalahan te-rus menerus
dalam usahanya merebut Richmond, ibukota Konfederasi. Pihak Konfederasi
memiliki pertahanan yang kuat denga dibantu aliran sungai yang memotong jalan
darat antara Richmond dan Washington. Dua
jenderal terbaik mereka, Robert E. Lee dan Thomas J. ‘Stonewall’ Jackson,
memiliki kemampuan yang jauh melebihi lawan-lawannya di pasukan Persatuan. Pada
tahun 1862, komandan pasukan Persatuan bernama George McClellan melakukan satu
percobaan untuk merebut Richmond dengan terlalu lambat dan terlalu
berhati-hati. Namun dalam Pertempuran Tujuh Hari antara 25 Juni sampai 1 Juli,
pasukan Persatuan dipukul mundur dengan perlahan, dan kedua pihak menderita
kerusakan berat. Setelah kemenangan Konfederasi lainnya pada Pertempuran Kedua
Bull Run (atau Perang Manassas Kedua), Lee menyeberangi sungai Potomac dan
menyerang Maryland. McClellan sekali lagi bereaksi dengan ragu-ragu, walaupun
telah mengetahui bahwa Lee membagi pasukannya dan kalah secara jumlah. Pasukan
Persatuan dan Konfederasi bertemu di Teluk Antietam dekat Sharpsburg, Maryland,
pada 17 September 1862, dalam hari paling berdarah s a njang perang ini: Lebih dari 4.000
meninggal di masing- masing pihak dan 18.000 terluka. Walaupun memiliki
keunggulan jumlah, McClellan gagal untuk menembus pasukan Lee ataupun maju
menyerang, dan Lee dapat mundur menyeberangi Potomac dengan pasukan yang utuh.
Hasilnya, Lincoln memecat McClellan.
Walaupun Antietam tidak
menentukan akhir perang, konsekuensi kejadian ini ternyata sangat penting.
Inggris Raya dan Perancis,yang keduanya sudah hamper mendukung keberadaan
Konfederasi, menunda keputusan mereka, dan pihak Selatan tidak pernah mendapat
pengakuan diplomatic dan bantuan ekonomi dari Eropa yang sesungguhnya sangat
mereka butuhkan. Antietam juga membuka kesempatan yang dibutuhkan Lincoln untuk mengeluarkan Proklamasi Emansipasi awal, yang
menyebutkan bahwa mulai pada 1 Januari 1863, semua budak dalam semua negara
bagian yang memberontak terhadap Persatuan dibebaskan. Dalam praktiknya,
deklarasi ini awalnya memiliki dampak yang kecil, karena hanya membebaskan para
budak yang berada di Negara bagian Konfederasi, sementara di negara-negara
bagian perbatasan, masih ada perbudakan. Namun, secara
politik, selain mempertahankan keberadaan Persatuan, penghapusan perbudakan
sekarang menjadi salah satu tujuan peperangan dari pihak Persatuan. Proklamasi
Emansipasi terakhir, yang dikeluarkan pada 1 Januari 1863, juga memberi kuasa
untuk perekrutan suku Afrika Amerika ke dalam pasukan Persatuan, gerakan yang
sudah sejak awal konflik bersenjata diperjuangkan oleh para pemimpin
penghapusan perbudakan seperti Frederick Douglas.
Pasukan Persatuan sebenarnya sudah melindungi
para budak yang melarikan diri sebagai ‘hasil selundupan peperangan’ namun,
setelah pengumuman Proklamasi Emansipasi, pasukan Persatuanmerekrut dan melatih
sejumlah besar prajurit Afrika-Amerika yang akan bertempur dari Virginia sampai
Mississipi. Sekitar 178.000 prajurit mengabdi di bawah pasukan Amerika kulit
berwarna dan 29.500 berperang dalam Angkatan Laut Persatuan. Sekalipun
pengumuman dari Proklamasi Emansipasi memberikan keuntungan politis bagi pihak Utara, kemajuan militer di bagian Timur tetap tidak ada perubahan, karena pasukan Jenderal Lee dari Virginia Utara terus merongrong pasukan Persatuan di Potomac, pertama di Fredericksburg, Virginia,
pada Desember 1862 dan kemudian di
Chancellorsville pada Mei 1863.
Namun,
Chancellorsville, walau dianggap sebagai salah
satu kemenangan militer brilian dari Jenderal
Lee, jugam merupakan pertempuran paling
mahal baginya. Letnan kepercayaannya, Jenderal “Stonewall” Jackson, secara ceroboh ditembak dan terbunuh
oleh pasukannya sendiri. namun tak satu pun
kemenangan yang diraih pihak Konfederasi
menentukan arah perang ini. Pihak Persatuan membangun kembali pasukan yang baru dan mencoba kembali. Merasa bahwa kekalahan besar pihak Utara di Chancellorsville membuka kesempatan
baginya, Jenderal Lee menyerang ke arah utara
ke Pennyslvania pada awal Juli 1863, dan ia hampir berhasil mencapaiibukota negara di
Harrisburg. Pasukanbesar Persatuan menghadangnya di Gettysburg, di mana, dalampertempuran dahsyat selama 3 hari – yang
terbesar selama Perang Saudara ini – pihak Konfederasi membuat usaha yang
berani mencoba menembus barisan pasukan Persatuan. Mereka gagal dan pada 4 Juli,
pasukan Lee yang menderita kekalahan besar, mengundurkan diri sampai ke
belakang Potomac. Lebih dari 3.000 pasukan Persatuan dan hampir 4.000 pasukan
Konfederasi tewas di Gettysburg; yang terluka dan hilang terhitung lebih dari
20.000 orang di masing masing pihak. Pada 19 November 1863, Lincoln mendedikasi
kuburan nasional yang baru di sana, dengan mungkin pidato yang paling terkenal
di dalam sejarah Amerika Serikat. Di
Mississipi, kendali Persatuan terbentur di Vicksburg, di mana pasukan
Konfederasi memperkuat diri mereka di atas dataran-dataran yang terlalu tinggi
untuk serangan dari laut. Pada awal 1863, jenderal Grant mulai bergerak di
bawah dan memutari Vicksburg dan berhasil menaklukkannya dalam pengepungan
selama enam minggu. Pada 4 Juli, ia berhasil merebut kota itu, bersama dengan
pasukan Konfederasi terkuat di bagian Barat.
Sungai
Mississipi sekarang berada di bawah kendala penuh pihak Persatuan. Pihak
Konfederasi menjadi terpecah dua dan pengangkutan perbekalan dan persediaan
dari Texas dan Arkansas menjadi hampir tidak mungkin. K emenangan pihak Utara
di Vicksburg dan Gettysburg pada Juli 1863 menandakan perubahan arah dalam
peperangan ini, walaupun pertumpahan darah tidak juga mereda selama lebih dari
satu setengah tahun. Lincoln memindahkan Jenderal Grant ke wilayah Timur dan
menempatkan seluruh kendali pasukan Persatuan di bawah komandonya. Pada Mei
1864 Grant menusuk ke dalam Virginia dan bertemu dengan pasukan Konfederasi
pimpinan Jenderal Lee dalam tiga hari Pertempuran di Hutan Belantara. Kejatuhan
korban di kedua pihak sangat besar, namun, tidak seperti komandan-komandan
Persatuan lainnya, Grant menolak untuk mundur. Malahan, ia mencobame-ngepung
Lee, merentangkan garis pertahanan pihak Konfederasi dan terus menekan dengan
serangan artileri dan pasukan pejalan kaki. “Saya mengusulkan untuk terus
menghajar garis pertahanan ini walaupun memerlukan sepanjang musim panas untuk
melakukannya.” kata sang panglima Persatuan di Spotsylvania, selama pertempuran
berdarah di parit-parit yang berlangsung selama 5 hari, sesuatu yang menjadi
ciri khas pertempuran di wilayah timur selama hampir setahun. Di wilayah Barat,
pasukan Persatuan menguasai Tennesse pada musim gugur 1863 dengan kemenangan di
Chattanooga dan Pegunungan Lookout yang berada di dekatnya, dan membuka jalan
bagi Jenderal William T. Sherman untukmenyerang Georgia.
Sherman
mengalahkan beberapa pasukan Konfederasi dengan jumlah lebih kecil, menguasai
ibukota negara bagian Atlanta dan kemudian bergerak menuju pantai Atlantic, dan
dengan terarah menghancurkan rel-rel kereta api, pabrik-pabrik, pergudangan dan
fasilitas-fasilitas lainnya yang ada sepanjang perjalanannya.Pasukannya,
terputus dari jalur persediaan normalnya, merusak daerah-daerah pedesaan untuk
mendapatkan makanan. Dari daerah pantai, Sherman bergerak menuju utara; dan
pada Februari 1865, ia telah berhasil menaklukkan Charleston, Carolina Selatan,
di mana tembakan-tembakan pertama dari Perang Saudara ini ditembakkan. Sherman,
lebih dari jenderal-jenderal lainnya dari pihak Persatuan, mengerti bahwa
menghancurkan semangat dari pihak Selatan adalah sama pentingnya dengan
mengalahkan pasukannya. Sementara itu, Grant mengepung Petersburg, Virginia
selama sembilan bulan, sebelum akhirnya
Lee, pada Maret 1865, sadar bahwa ia harus meninggalkan Petersburg dan ibukota
Konfederasi Richmond dan mundur ke arah selatan. Namun ia terlambat. Pada 9
April 1865, dikelilingi pasukan Persatuan yang sangat banyak jumlahnya, Lee
menyerah kepada Grant di gedung pengadilan Appomattox. Walaupun beberapa
perlawanan kecil terjadi di beberapa daerah yang acak selama beberapa bulan,
Perang Saudara ini berakhir. Penerimaan penyerahan diri di Appomattox
berlangsung dengan mudah, dan sekembalinya dari pertemuannya dengan Lee, Grant
menenangkan para serdadunya yang memprotes tindakannya dengan mengingatkan
mereka: “Para pemberontak sekarang telah menjadi warga negara kita lagi.”
Perang untuk kemerdekaan pihak Selatan disebut sebagai ‘tujuan yang sesat’, di
mana pahlawan perangnya, Robert E. Lee, dikagumi oleh berbagai pihak karena
kehebatannya dalam memimpin dan kebesarannya menerima kekalahan.
BAB III.
PENUTUP
3.l Kesimpulan
Pada
awalnya perbudakan orang kulit putih terhadap orang – orang negro serta
prakrik-praktiknya telah berlangsung sejak zaman kuno. Dimana praktik tersebut
dilakukan oleh orang mesir terhadap orang negro di afrika. Budak tersebut
digunakan tenaganya didaerah pertanian dan di tempat kuil-kuil.
Pada
awalnya budak yang dipekerjakan di amerika bagian seltan berasal dari afrika
barat. Dimana di afrika barat ini penduduk bekerja dari hasil pertanian,
disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah afrika barat
ini biasanya gandum, kapas, padi dan ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa
itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang
nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta
bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang
yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut
difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan perkebunan.
Pemberontakan
budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai
oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South
Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting
pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada
September,1663.
Selama era
kolonial Inggris sampai berakhirnya perang saudara di Amerika Serikat
(1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan budak yang terjadi di berbagai
negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar terjadi di Selatan. Sejak
wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu
pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak.
3.2 Saran
Dalam
nmempelajari makalah ini diharapkan pembaca mempelajari lagi buku atau sumber
yang selinier untuk memperkuat pengetahuan atas informasi yang disajikan yang
banyak sekali kekurangan.
DAFTAR PUSTAKA
Sundoro,hadi 2012.sejarah amerika serikat .jember:jember university press
Tidak ada komentar:
Posting Komentar