Rabu, 30 Mei 2012



BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang
Awalnya Kedatangan orang-orang Inggris ke Amerika disebabkan karena kecintaan mereka akan kemerdekaan . Mereka pindah ke Amerika pada dasarnya ingin meninggalkan peraturan-peraturan keaagamaan, pemerintahan dan kebebasan ekonomi yang selama ini terkekang. Alasan politik yang yang melatarbelakangi kedatangan orang Inggris adalah karena terjadinya kehidupan yang tidak stabil akibat dari tekanan pemerintah Inggris, alasan ekonomi adalah alasan paling kuat bagi orang Inggris untuk pergi mendirikan koloni di amerika sebagai tempat tinggal baru. Para pedagang mempunyai alasan ekonomi yaitu bahwa mereka ingin mendapatkan kehidupan yang lebih baik. Kebanyakan imigran dari Inggris meninggalkan tanah air mereka untuk mendapatkan kesempatan ekonomi yang lebih luas. Alasan agama yang melatarbelakangi kedatangan orang-orang Inggris ke amerika adalah keinginan mereka untuk menjalankan kehidupan keagamaan yang diyakini secara bebas.
Pada masa pemerintahan Ratu Elizabeth, dia dapat menyatukan antara kaum Puritan dan Gereja Anglikan. Selama pergolakan agama pada abad 16-17 kaum puritan menginginkan adanya suatu pembaharuan gereja resmi yaitu dengan cara menuntut Protestanisasi menyeluruh terhadap gereja nasional dengan cara penyederhanaan di bidang upacara keagamaan. Namun keinginan tersebut ditolak oleh James I, penolakan tersebut membuat ketegangan antara kaum puritan dan pemerintahan James I yang menyebabkan kaum puritan keluar dari kegerejaan Anglikan. Setelah orang-orang Inggris datang ke Amerika dan mendirikan koloni , maka diperlukan tenaga kerja yang murah dan ulet di bidang perkebunan. Tenaga kerja dari Inggris jumlahnya terbatas sehingga mereka memutuskan untuk mengambil orang-orang negro Afrika sebagai tenaga kasar di perkebunan dan dijadikan sebagai budak.
Perdagangan budak yang dilakukan inggris yang meakukan hubungan ddengan penguasa dan penduduk pribumui afrika yang memperjualbelkan budak untuk ditukar dengan persenjataan, texti ataupun anggur, yang kemudian budak hasi perdagangan dengan penguasa afrika tersebut dipekerjakan di amerika untuk mengerjakan pekerjaan perkebunan dan pertanian yang membutuhkan tenaga ebih besar.
1.2 Rumusan Masalah
1.     Bagaimanakah latar belakang perbudakan yang terjadi di amerika serikat?
2.     Bagaimanakah praktik perbudakan yang di apikasikan di amerika?
3.     Bagaimanakah usaha penghapuskan perbudakan?
4.     Bagaimanakah proses pemberontakan yang diakukan budak?

1.3 Tujuan
          Tujuan dari pembahasan makalah ini adalah untuk memperkaya wawasan dan inflormasi mengenai topik yang dibahas kali ini yaitu perbudakan di amerika, shingga diharapkan para calon pendidik dapat mentransmormasikan pengetahuannya kepada peserta didik. Kemudian tujuan khusus dari pemnyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata kulih sejarah amerika.




BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Latar Belakang Perbudakan di Amerika
            Pada awalnya perbudakan orang kulit putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung sejak zaman kuno. Dimana praktik tersebut dilakukan oleh orang mesir terhadap orang negro di afrika. Budak tersebut digunakan tenaganya didaerah pertanian dan di tempat kuil-kuil.
            Perbudakan merupakan suatu lembaga sosial, dimana seluruh hak dan sifat dasar kemunausiaannya dikuasai mutlak oleh tuannya. Baik fisik maupun hak kemanusiaan telah beralih kepada penguasaan mutlak pemiliknya. Kemudian makna budak itu sendiri adalah oarang yang dianggap dan disamakan dengan barang milik, hak kemanusiaan sebagai hak dasar yang bersifat kodrati telah dirampas oleh orang lain (pemiliknya). Banyak faktor yang menyebabkan seorang harus menjalani hidup sebagai seorang budak, anatar lain faktor ditawan karena kalah dalam suatu peperangan, dijual atau dilahirkan oleh orang tua yang berstatus sebagai budak dan juga berhutng kemudian tidak mampu melunasinya.
            Perbudakan yang terjadi diamerika selatan dianggap sebagai lembaga legal, ini juga diperkuat dengan undang-undang mengenai perbudakan, yang telah diatur bersama oleh negara bagian yang dinamakan the black codes. Didalam masyarakat pertanian terutama didaerah bagian amerika sebelah selatan yang banyak bermata pencaharian sebgai masyarakat perkebunan dan pertanian sangat membutuhkan jasa budak untuk diperkerjakan sebagai alat produksi, yang tujuannya tidak lain adalah memperoleh keuntungan yang seluas-luasnya. Dengan keadaan tanpa kebebasan ini para budak juga mendapat perlakuan yang kejam dan sewenang-wenang dari majikannya, bisa dibayangkan kehidupan budak pertanian dan perkebunan saat itu sangat tragis dan menderita.
            Pada awalnya budak yang dipekerjakan di amerika bagian seltan berasal dari afrika barat. Dimana di afrika barat ini penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan perkebunan.
            Dalam perbudakan pada masa ini, budak dianggap sebagai kekyaaan utama dari suatu bangsa atau kerajaan, anak-anak para budak ini tidak boleh dijual, melainkan ditampung dan dipelihara sebagai hak milik keluarga. Meskipun pada saatnya nanti anak budak menggantikan orangtuanya tetapi kebebasan diberikan kepada anak budak tersebut. Berbicara mengenai awal dari perdagangan budak di afrika barat, terdapat beberapa tafsiran, ada yang mengatakan awal perdagangan budak di afrika barat terjadi didaerah angola, kongo, dan guinea, yang selanjutnya meluas ke sudan barat. Kemudian ada juga yang mengatakan perdagangan budak di afrika barat berasal dari daerah-daerah pedalaman yang jauh. Yang terakhir ada juga pendapat yang mengatakan awal perbudakan di afrika berawal dari perdagangan budak di guinea tepatnya terletak di pantai afrika barat.
            Perkembangan perbudakan denagan skala luas atau jaringan internasional, mulai berkembang sejak ditemukannya benua amerika awal abad ke 16, yaitu orang – orang asing seperti spanyol dan portugis menjalin hubungan dagang dengan penduduk pribumi, mereka mendirikan benteng0-benteng dan pos-pos perdagangan. Terjadi hubungan perdagangan antara raja-raja negro di afrika barat dengan para pedagang portugis dan spanyol, selain itu juga berkembang dan meluasnya agam kristen ke wilayah tersebut.  Keadaan semakin lama semakin berkembang pesat maka sekitar abad ke 17 banyak berdiri tempat perdagangan disepanjang pantai afrika barat. Selain bangsa spanyol dan portugis, bangsa inggris, belanda serta prancis mulai menjalin hubungan perdagangan dengan penduduk atau raja di afrika barat.  Kemudian ditahun 1595 bangsa belanda berhasil menguasai perdagangan budak didaerah pantai guinea. Pada akhirya banyak para budak yang diangkut oleh kapal-kapal belanda dan dikirim ke brazilia utara.
            Ditahun 1562, orang-orang inggris yang dipimpin oleh sir jhon howkins mulai tertarik melakukan hubungan dagang budak di afrika barat, pada awalnya mereka bermaksud mencari logam, namun akhirnya mereka lebih tertarik pada perdagangan budak.  Sekitar abad ke 18 inggris mendirikan koloni-koloninya diwilayah afrika barat terutama di sepanjang pantai guinies.
            Tahun 1672, inggris mendirikan organisasi dagang di afrika barat  yang bernama the royal african company. Para budak yang dibawa ke kapal-kapal inggris ditukar dengan hasil-hasil textil, anggur, senjata dan kebutuhan-kebutuhan lain yang sangat diperlukan oleh para raja atau penguasa-penguasa pribumi diwilayah afrika barat. Kemudian bangsa eropa terakhir yang melakukan perdagangan budak adalah perancis, yaitu di daerah senegal pada 1662. Budak yang diangkut kapal perancis dikirim di santo domingo di kepulauan haiti.
            Masalah pengangkutan budak ternyata banyak menimbulkan berbagai masalah dan kesulitan, ini dikarenakan sering terjadi perlawanan dari para budak, banyak menderita sakit yang kemungkinan disebabkan oleh lamanya perjalanan, perbedaan iklim, makanan yang tidak teratur, dan penderitaan fisik yang disebabkan oleh perlakuan kejam dari para pemiliknya.   
2.2 Perbudakan Di Amerika Serikat
            Impor budak ke amerika pada 31 agustus 1616 oleh jhon roulfe, bangsa belanda telah menjual sebanyak 20 orang negro ke virginia, pada saat itu masih koloni inggris, orang negro diwilayah tersebut dipekerjakan sebagai pelayan rumah tangga, wilayah amerika serikat bagian selatan peada periode kolonial inggris terbentang dari marieland sampai georgia yang mempunyai penghasilan pokok pertranian dan perkebunan yang merupakan penghasilan utama dari koloni inggreis. Berbagai hasil industri inggris ditukar dengan hasil daerah koloni untuk mengusahakan jenis tanaman tembakau, koloni mulai menggunakan tenaga budak, latar belakang perbudakan di amerika serikat bagian selatan, sesungguhnya sangat berkaitan dengan kondisi geografisnya seperti keadaan ekologi yang sangat subur. Yang menghasilkan tebu, nila, kapas, gandum dan juga tembakau sesuai dengan lingkungan alamnya. Ternyata dapat mendorong terjadinya perbudakan didaerah pertanian. Perkebunan diselatan sangat memerlukan tenaga budak. Hal-hal yang mendorong kolonis menggunakan tenaga kulit hitam adanya problem tenaga kerja diberbagai perkebunan, karena orang kulit putih gagal menggunakan gagal menggunakan pekerja dari orang indian yang sudah hidup bebas didaerah bebas dan perkebunan. Tenaga kulit putih diperkebunan tidak efektif karena tidak tahan dengan iklim panas dan harganya juga begitu mahal. Tenaga budak negro bila ditempatkan diperkebunan sangat efektif dan juga murah. 
            Perbudakan sebagai lembaga sosial, mula-mula tumbuh di daerah virginia, kemudia tersebar luas ke wilayah lain. Pada 1625 trjadi hubungan perdagagan antara virginia london company dengan pihak kerajaan, menyangkut masalah hasil pertanian dan perkebunan. Organisasi perdagangan suasta di virginia pada masa kolonial juga menyalurkan kebutuhan tenaga kerja budak berbagai daerah koloni. Selama abad ke 17 dan ke 18, sebagian besar orang-orang negroyang diimpor dari afrika barat dipekerjakan dalam perkebunan tembakau, nila, dan padi. Sumber penghasilan utama bagi wilayah amerika serikat bagian selatan adalah dari hasil pertanian perkebunan. Oleh karena itu, tenaga budak sebagai alat produksi harus dipertahankan.
            Perbudakan yang terjadi di wilayah amerika serikat bagian selatan, merupakan lembaga sosial dimana para budak terikat oleh sejumlah peraturan yang dipaksakan kepadanya dan harus ditaati padanya. Praktik-praktik perbudakan menunjukan adanya suatu eksploitasi sesama umat manusia. Budak dianggap sebagai barang milik yang dikuasai epenuhnya oleh para pemiliknya, sehingga mudah dapat untuk diperjual belikan. Perbudakan sebagai suatu lembga sosial diatur dan dilindungi oleh negara bagian diwilayah selatan.
2.3 organisasi  perbudakan
            Sistem perbudakan yang terjadi di amerika serikat bagian selatan mempunyai perbedaan sestem perbudakan dengan sistemm perbudakan di amerika latin dan di hindia barat. Sistem perbudakan di amerika latin masih memperhatikan prinsip-prinsip kemanusiaan terhadap budaknya. Pemilik budak tidak mempunyai kecenderungan mengembangkan lembaga budak secara intensif.
            Warga kulit putih di selatan mengangap budak sebagai hak milik yang sah. Sebagian besar dipelihara oleh para pengusaha perkebunan, sementara pemerintah fedeal tidak berwenang menyesihkan sistem perbudakan  yang terjadi di berbadgai daerah dan kesemuanya ini merupakan kelanjutan dari warisan daerah kolonial yang tidak di awasi oleh pemerintahan inggris. Beberapa tokoh negarawan di selatan memasukkan peraturan perbudakan yang di susun oleh kongres yang berisi ketentuan mengenai pelarian budak-budak negro di suatu negara bagian ke negara bagian lain harus dikembalikan kepada pemiliknya, peraturan tesebut terkenal dengan nama  fugitive slave law, yang mulai di susun pada 1 februari 1793.
                             Di dalam lembaga perbudakan semua epraturan yang mengetur hubungan antara tuan dan budak termuat dalam peraturan hukum yang dinamakan the black codes yang dilegalisir oleh negara bagian di selatan pada akhir abad ke 18 dan awal abad ke 19 yang isisnya di antaranya melindungi hak milik budak ,mengawasi setiap kemungkunan timbulnya gerakan-gerakan negro yang dapat membahayakan kedudukan para pemiliknya. Para budak dilarang mengadakan perjanjian dengan siapapun. Seorang budak tidak boleh melakukan kekerasan terhadap orang kulit putih tapi sebaliknya pembunuhan yang dilakukan oleh warga kuit putih terhadap kulit hitam tidakah dianggap sebagai suatu perbuatan kriminal, hukuman yang diterima budak paling ringan adalah dipekerjakan kembali di tempat yang pekerjaannya berat tapi. Ada juga budak yang anggota tubuhnya di siksa seperti bekas-bekas penyiksaan terhadap budak yang meenggar peraatura tersebut. Hukuman yang terberat seperti hanya penberontakan budak di hukum mati.
2.4 Usaha penghapusan perbudakan
            Berdasarkan data jumlah yang didapat dari biro sensus penduduk negro oleh pemerintah federal (1790-1915), menunjukkan bahwa jumlah penduduk negro yang berade di wilayah utara relatif kecil. Sampai dengan 1830 orang-orang negro di amerika serikat tercatat 2.328.642 orang. Dari jumlah itu penduduk negro yang berada di utara rata-rata tercatat 10%. Tenaga-tenaga negro diutara pada umumnya digunakan sebagai pelayan rumah tangga. Sejak 1804,bwilayah Utara telah melarang adanya perbudakan. Kegiatan dari gerakan anti perbudakan sebenarnya sudah terjadi pada pertengahan abad ke-18, beberapa tokohnya antara lain Jhon Woolman dan Anthony Benezet masing-masing dari wilayah New Jersey dan Philadelpia. Setelah perang kemerdekaan, dengan dipelopori oleh kelompok Quacker,gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar ker,gerakan abolisi dan masyarakat antiperbudakan mulkai tersebar di wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti  : Prince Hall,Benjamin Banneker, Abrahamdi wilayah utara. Sebelum 1800, orang-orang abolisi kulit hitam seperti  : Prince Hall,Benjamin Banneker, Abraham  Jones, dan Richard Allen mulai menyuarakan antiperbudakan dan mendirikan the African Society of Philadelpia. Pada para pemimpin kulit putih maupun orang-orang negro di utara’ mendirikan suatu gerakan abolisi yang terorganisasi dengan baik’ terkenal dengan nama The Underground Railroad. Gerakan ilegal ini didirikan pada 1804, terdapat di berbagai negara bagian seperti Indiana, Ilionis, Ohio, dan Pennsylvania.
            Gerakan tersebut agar lebih aman melakukan aktifitasnya membantuu melarikan para budak selalu pada malam hari. Ada di antaranya para budak mullato menyamar sebagai orang-orang kulit putih dan kadang-kadang sebagai pemilik-pemilik budak. Reaksi orang-orang selatan dalam menghdapi gerakan The Underground Railroad diantaranya dikeluarkan perintah-perintah penangkapan terhadap tokoh-tokoh dan anggota-anggota gerakan tersebut yang terbukti telah menyelundupkan budak-budak ke wilayah Selatan.
            Pimpinan-pimpinan selatan dalam usahanya menentang The Underground Railroad, sering melakukan pengejaaran terhadap budak-budak yang melarikan diri ke utara. Dalam dokumen tertanggal 24 april, 1815, yang terdapat dalam sejarah bangsa amerika di edit oleh H.S Commgel. Isi dokumen buku tersebut adalah sebagai reaksi dari para pemilik budak di wilayah selatan, yang merasa dirugikan agar berhati-hati terhadap tindakan warga Boston,Massachusetts, yang telah menculik dan menangkap para budak untuk dibebaskan. Harap warga selatan tetap waspada dan berhati-hati terhadap para penculik yang terdapat di daerah Boston yang berdalih pada Fugitive Slave Law.
2.5 Pemberontakan Budak
            Terjadi suatu pemberontakan budak pada hakikatnya tak lepas dari keadaan lingkungan sosial yang sangat menekan kehidupannya yang disebabkan oleh berbagai tindakan dari pemiliknya.disorganisasi keluarga dalam masyarakat budak merupakan sumber utama timbulnya pemberontakan. Hal itu berkaitan dengan faktor-faktor tidak puas dan putus asa dari kelompok budak,terjadinya berbagai insiden dan mengenai simbol. Perasaan tidak puas dari para budak itu karena ascribed stastus, Yaitu status yang bibebankan oleh pemaksaan dan pembenahan dalam hirarki sosial yang berlaku dalam lingkungan kulit putih di selatan yang menggangap bahwa budak berstatus sebagai hak milik. Penerapan peraturan yang tercantum dalam  The black codes sangat menekan perasaan para budak. Situasi psikologis yang menegangkan diciptakan oleh para tuan dengan memperlakukan budak-budaknya secara kejam dan menakutkan. Budak-budak yang sering mengalami tekanan jiwa akibat perlakuan kejam dari para tuannya.
Pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663.
Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang saudara di Amerika Serikat (1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan budak yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar terjadi di Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak.
Selama periode 1800-1864, telah terjadi 54 kali pemberontakan budak yang kesemuanya terdapat di wilayah Selatan. Memperhatikan tempat terjadinya pemberontakan budak,daerah Virginia merupakan tempat yang terbanyak terjadinya pemberontakan. Sebanyak 20 kali selama periode 1800-1864, yang lain tersebar di berbagai wilayah. Nantinya, dalam perang saudara di Amerika Serikat (1861-1865), Virginia merupakan ibukota dari negara konfederasi.
Dalam membahas sekilas sekitar pemberontakan budak pada periode 1800-1864, penulis hanya memfokuskan pada tiga peristiwa yang dianggap sangat penting selama terjadinya pemberontakan. Tiga peristiwa penting dalam pemberontakan budak itu : (1) terjadi pada 1800, di Virginia, dipimpin oleh Gabriel Prosser; (2) pada 1822,terjadi pemberontakan budak di South Carolina di bawah pimpinan Denmark Vesey; (3) pada 1831, pemberontakan budak terjadi di Virginia di bawah Nat Turner dan juga terdapat di berbagai wilayah. Terdapat suatu keunikan dalam mempelajari tokoh pemimpin budak dalam menggerakkan suatu pemberontakan. Keunikan itu nampak bahwa pemimpin budak pada umumnya berasal dari budak rumah tangga yang kemudian ia memperoleh kebebasan dan kemerdekaannya tak lagi berstatus budak. Pada budak rumah tangga yang melakukan suatu pemberontakan dapat digagalkan, antara lain, rahasia pemberontakan diketahui oleh para budak rumah tangga yang kemudian segera memberitahukan rencana pemberontakan kepada tuannya. Jadi, dalam masalah sosok budak rumah tangga, ia berpeluang menjadi pemimpin pemberontakan, namun juga dapat berkhianat menggagalkan rencana pemberontakan. Berikut ini secara garis besar akan dikemukakan peristiwa ketiga pemberontakan budak yang terjadi pada 1800,1822,dan 1831.
Gabriel Posser adalah budak rumah tangga yang bekerja sebagai sains dari seorang pengusaha perkebunan di daerah Virgimia, bernama Thomas Prosser. Ia seorang pengikut kristiani yang amat tekun mempelajari ajaran Injil. Ia mulai tergugah hatinya ingin membantu perjuangan bangsanya membebaskan dari belengu perbudakan. Setelah beberapa tahun mengabdi pada tuannya, kemudian ia memperoleh kemerdekaannya sebagai seorang negro bebas. Perjuangan Gabriel Prosser  di dalam menentang perbudakan didasarkan pada konsep-konsep agama dan rasional. Dalam menentang perbudakan is mengartikulasi konsep injil dengan interpretasi persaudaraan universal. Terdapat dua orang kulit putih yang ikut mebantu perjuanagan budak, mereka berusaha mencari bantuan persenjataan dan bahan peledak untuk melakukan pemberontakan. Gabriel Prosser merencanakan suatu pemberontakan di daerah pedesaan Henrico, di Kota Richond, Virginia, pada1 September,1800. Ia membagi seluruh pengikutnya yang berjumlah 1100 budak dalam tiga kelompok besar. Sebagai langkah pertama, kota harus dikuasai, mereka harus berhasil merebut gudang senjata yang berada di kota Richmond.apabila kelompok yang di tugasi berhasil merebut gudang senjata, terlebih dahulu menyergap para penjaganya.
Sebelum Gabriel Prosser mulai merencanakan penyeranagan  kota Richmond, rahasia pemberontakan telah bocor karena penghianatan yang dilakukan oleh dua orang budak rumah tangga.kedua penghianat tersebut melaporkan rencana pemberontakan yang akan dilakukan oleh Gabriel Prosser kepada pemerintah negara bagian Virginia. Maka, dengan segera pemerintah negara bagian Virginia segera menggerakkan tentaranya sebanyak 600 orang untuk mencegah pemberontakan serta melindungi kota Richmond. Pemberontakan Gabriel Prosser dengan cepat dapat dihancurkan, sebanyak 30 orang pengikutnya telah menjadi korban. Komplotan Gabriel Prosser telah gagal akibat penghianatan yang dilakukan oleh dua orang budak rumah tangga. Ia sendiri di tawan pada 25 September 1800, kemudian di kirim ke kota Richmond. Gubernur Virginia berusaha untuk mengkorek informasi seputar rencana pemberontakan yang dilakukan oleh Gabriel Prosser, namun gubernur tersebut gagal memperoleh informasi yang dianggap penting. Ia tidak mau mengaku dengan siapa saja pemberontakan itu dilakukan. Akhirnya, Gabriel Prosser dijatuhi hukuman mati di tiang gantungan pada 7 Oktober, 1800. Setelah pemberontakan Gabriel Prosser dapat digagalkan oleh gubernur  James Monroe, segera melaporkan pada pemerintah Thomas Jefferson, bahwa pemberontakan tersebut berhasil dihancurkan.
            Pemberontakan yang lain dilakukan oleh Denmark Vesey di negara bagian Shout Carolina pada 1822.seperti halnya Gabriel Prosser, Vesey berasal dari budak rumah tangga. Perjuanagan Denmark Vesey dalam menentang perbudakan terpengaruh oleh konsep pemikiran Gabriel Prosser. Ia juga memberi konsep agama dan idedari revolusi perancis. Denmark Vesey menanamkan agama dan ide-ide dari revolusi Perancis. Vesey menanamkan pengaruhnya terhadap para anggotanya, bahwa Tuhan telah menciptakan semua umat manusia memiliki hak-hak yang sama. Rasa ketidakpuasan bersumber dari pengetrapan the black codes. Disamping itu, ia mendapat dukungan dari para pemimpin Greja Metodhist yang anggotany aterdiri dari orang-orang negro. Berdasarkan pengalaman yang ada, gagalnya pemberontakan budak karena adanya penghianatan dari budak rumah tangga, maka, vessey merencanakan pemberontakan yang akan dilakukannya harus hati-hati jangan sampai bocor. Ia menetapkan bahwa pemberontakan akan dimulai pada minggu kedu, Juli, 1822. Ia berusaha  mencari bala bantuan orang-orang negro di derah Santo Domingo, sama seperti yang pernah dilakukan oleh Gabriel Prosser. Bala bantuan yang diharpkan Vessey, kenyataanyya menjadi terpencar sehingga sulit dikoordinasi, mengingat jarak tempuh dari daerah Charleston dengan Santo Domingo, terlalu jauh, 80 mil jaraknya. Rencana Vessey ternyata juga telah dihianati oleh seorang budak yang telah mendapat kepercayaan darinya. Budak itu bernama Devany, seorang pelayan rumah tangga yang bekerja sebagai kusir gerobakpada bekas kolonel Prioleau. Devany mendapat uang sebanyak $ 1.000 dan juga memperoleh kebebasan dari tuannya. Akibat kegagalan pemberontakan Vessey, 139  orang ditahan, 47 orang dimasukkan dalam penjara termasuk 4 orang kulit putih, yang dituduh ikut membantu dan melindungi para budak. Sebanyak 35 budak pengikut Vessey menjalani hukuman mati.pembeontakan Vessey ditaksir mempunyai pengikut lebih dari 9.000 orang. Denmark Vesey akhirnya harus menjalani hukuman mati di tiang gantungan. Ia tetap menolak untuk mencantumkan nama dari orang-orang yang ikut di dalam komplotannya.
            Mengenai pemberontakan yang dlakukan oleh Nat Turner pada 1831,di Virginia, dapat di kisahkan sebagai berikut : Nat Turner adalah seorang pendeta sangat tekun mempelajari isi injil,sering memberi khotbah dan membabtis para budak. Ia adalah seorang pendeta yang sangat fanatik, menggunakan konsep supra irasional dalam usahanya membebaskan para budak. Kondisi masyarakat yang tidak menentu dengan harapan dan kecemasan,maka, mereka akan mengharapkan munculnya seorang pemimpin yang bermukjizat atau istilahnya sebagai the miracle man, rakyat menaruh kepercayaannya agar perasaan-perasaan tidak puas, frustasi,dan putus asa dapat segera berakhir, kemudian mengharapkan kemakmuran atau kesejahteraan sosial. Para pengikutnya yakin, bahwa melalui kepercayaan Kristus mereka akan mendapatkan kebebassan dan kemerdekaan bagi umatnya. Kefanatikan Nat Turner dipertebal oleh kegemaran mengolah hal-hal yang bersifat mistik sehingga akan dapat diketahui ideologi apakah yang akan digunakan sebagai konsep perjuangannya dalam membebaskan perbudakan. Dapat dikatakan bahwa ia berideologi yang messianistis. Artinya, di dalam situasi sosial yang kacau manusia sudah tidak berdaya lagi mengatasi dengan hal-hal yang rasional seperti yang dikerjakan oleh Nat Turner. Oleh karena itu, pemberontakan yang dilakukannya tidak direncanakan cermat dan teliti. Tentu saja, seorang pemimpin pemberontakan yang fanatik dengan sendirinya akan menlaksanakan perannya tak dipertimbangkan dengan masak-masak dan tidak waspada. Nat Turner masih terkesan mengenai rencana penyerangan yang telah mengalami kegagalan akibat terjadinya suatu penghianatan. Maka, Nat Turner tidak akan mudah mempercayai seseorang untuk mengatakan rencana pemberontakan. Ia akan bertindak sendiri memimpin penyerangan. Semula ia menetapkan tanggal 4 Juli 1831, sebagai permulaan untuk melakukan pemberontakan di pedesaan Southamton; tetapi ia menderita sakit sehingga rencana pemberontakan ditangguhkan. Nat Turner memulai pemberontakannya baru pada 21 Agustus 1831. Perlu diketahui, bahwa di dalam pemberontakan tersebut tidak terdapat penghianatan-penghianatan yang dilakukan oleh budak rumah tangga. Sebagai langkah pertama, ia beserta para pengikutnya merusak dan membakar tanah-tanah perkebunan. Ia mengharap agar selekasnya mendapat bantuan dari para budak  rumah tangga.  Nat Turner beserta para pengkutnya telah melakukan pemberontakan kejam terhadap tuannya, Joseph Travis beserta keluarganya. Angin peberontakan lekas meniup ke daerah Southampton.
Nat Turner mendapat sebutan sebagai “Bandit Besar” di kalangan masyarakat kulit putih di Virginia, sebab mereka melakukan pembunuhan kejam terhadap Joseph Travis beserta keluarganya dan juga sejumlah orang-orang kulit putih lain di daerah Southampton. Orang-orang kulit putih yang telah dibunuh dalam pemberontakan itu kesemuanya berjumlah 60 orang. Pada masa berkobarnya pemberontakan itu, seluruh pendeta negro di Virginia diperiksa oleh pemerintah, sebab pemimpin pemberontakan adalah berasal dari seorang pendeta. Sebagai tindak balasan dari waarga kulit putih para budak yang diduga terlibat dalam pemberontakan dibinasakan, sedang 13 orang budak yang lain dijatuhi hukuman gantung. Selama enam minggu, Nat Turner bersembunyi didaerah pegunungan di Southampton., tetapi akhirnya ia beserta para pengikutnya berhasil ditangkap 30 Oktober 1831. Ia menjalani hukuman mati pada 11 Nopember 1831. Pemberontakan yang dipimpin oleh Nat Turner berakhir pada 13 Oktober, 1831, dan berumur tidak lebih dari dua bulan.
2.6 perbudakan dan perang saudara
            kemenangan Lincoln dalam pemilihan presiden pada November1860 membuat pengunduran diriCarolina Selatan dari Persatuan 20Desember menjadi kepastian. Negarabagian ini telah menunggu cukup lama akan kejadian yang akan mempersatukan daerah Selatan melawan kekuatan anti-perbudakan. Sampai 1 Februari 1861, lima lagi negara bagian Selatan telah mengundurkan diri. Pada 8 Februari, keenam negara bagian tersebut menandatangani undang-undang sementara untuk Konfederasi Negara Bagian Amerika. Negara bagian Selatan lainnya masih tergabung dalam Persatuan, walaupun Texas sedang dalam proses untuk mengundurkan diri. Kurang dari sebulan kemudian, pada 4 Maret 1861, Abraham Lincoln disumpah menjadi presiden Amerika Serikat. Dalam pidato pelantikannya, ia menyatakan Konfederasi sebagai “secara hukum tidak berlaku.” Pidatonya ditutup dengan permohonan untuk pemulihan kembali ikatan Persatuan, namun negara bagian Selatan tidak mendengarkan sama sekali. Pada 12 April, Konfederasi menyerang benteng federal di Fort Sumter di pelabuhan Charleston, Carolina Selatan. Perang akhirnya dimulai, di mana lebih banyak warga Amerika terbunuh daripada konflik apa pun sebelum dan sesudahnya.
Di dalam tujuh negara bagian yang mengundurkan diri dari persatuan, rakyat memberikan respon positif terhadap tindakan Konfederasi dan kepemimpinan Presiden Konfederasi Jefferson Davis. Kebabdua pihak sekarang dengan tegang menanti tindakan negara bagian lainnya yang selama ini loyal kepada Persatuan. Virginia mengundurkan diri pada 17 April; Arkansas, Tennessee dan Carolina Utara dengan segera menyusul. T idak ada negara bagian yang meninggalkan Persatuan lebih enggan daripada Virginia. Para negarawannya memiliki peran besar dalam memenangkan Revolusi dan penyusunan Undang-undang dan telah ‘menyediakan’ Amerika Serikat lima orang presiden. Mengundurkan diri bersama negara bagian Virginia adalah Kolonel Robert E. Lee, yang menolak memimpin Angkatan Bersenjata Persatuan karena kesetiaannya kepada Negara bagian asalnya. Di antara wilayah kekuasaan Konfederasi yang semakin besar dan tanah merdeka di Utara terdapat negara-negara bagian perbatasan yang diisi perbudakan, yaitu Delaware, Maryland, Kentucky dan Missouri, yang, walaupun bersimpati terhadap negara-negara Selatan, namun tetap setia kepada Persatuan di Utara. M asing-masing pihak memasuki pertempuran dengan harapan yang besar akan kemenangan awal. Dalam hal sumber daya material, pihak Utara memiliki keuntungan yang signifikan. Dua puluh tiga negara bagian dengan populasi 22 juta melawan sebelas Negara bagian dengan penduduk 9 juta, termasuk para budak. Keunggulan industrial negara-negara Utara bahkan melebihi keunggulan jumlah penduduknya, dengan fasilitas yang melimpah dalam industry manufaktur, amunisi, pakaian dan perlengkapan lainnya. Utara juga memiliki keunggulan jaringan rel kereta api yang jauh lebih super dibandingkan lawannya. Bagaimanapun, Selatan juga memiliki keunggulannya sendiri. Yang paling penting adalah kondisi geografisnya; Selatan berperang secara bertahan di dalam daerahnya sen diri. Mereka dapat menetapkan kebebasannya sendiri hanya dengan mengusir pasukan Utara dari daerah-nya. Selatan juga memiliki tradisi militer yang lebih kuat, dan memiliki pemimpin-pemimpin militer yang lebih berpengalaman.
pertempuran besar yang pertama, di kota Bull Run, Virginia (juga dikenal sebagai perang Manassas pertama) dekat Washington, langsung mementahkan harapan pihak manapun bahwa kemenangan akan diraih dengan cepat atau mudah. Ini juga membentuk pola, setidaknya di Amerika Serikat bagian timur, tentang kemenangan yang selalu penuh darah dari pihak Selatan, yang tidak pernah diterjemahkan sebagai keunggulan militer yang menentukan bagi pihak Konfederasi. K ebalikan dari kegagalannya di timur, kubu Persatuan memperoleh banyak kemenangan pada pertempuran-pertempuran di bagian barat dan sukses strategis perlahan di laut. Pada saat peperangan dimulai, kebanyakan dari angkatan laut berada di bawah kendali pihak Persatuan, namun terpencar-pencar dan lemah. Pimpinan Angkatan Laut saat itu, Gideon Welles, mengambil tindakan-tindakan yang cepat untuk memperkuat pasukannya. Lincoln kemudian memerintahkan untuk memblokir pantaipantai Selatan. Walaupun awalnya efek blokade ini tidak terlalu terasa, sampai 1863 hampir seluruh pengiriman kapas ke Eropa terhalangi, dan juga menutup impor bahan-bahan yang diperlukan pihak Selatan, seperti amunisi, perlengkapan militer, pakaian dan obat-obatan. Seorang komandan angkatan laut yang brilian dari pihak Persatuan, David Farragut, memimpin dua operasi yang luar biasa. Pada April 1862, ia membawa sepasukan kapal ke depan sungai Mississippi dan memaksa penyerahan diri kota terbesar pihak Selatan, yaitu New Orleans, Louisiana. Dan pada Agustus 1864, dengan teriakan, “Jangan pedulikan torpedo-torpedo itu! Maju dengan kecepatan penuh!”, ia memimpin pasukan melewati jalan masuk yang dijaga sangat ketat di Mobile Bay, Alabama, menangkap kapal besi milik Konfederasi danmenguasai penuh pelabuhan tersebut.
Di lembah Mississipi, pasukan Persatuan memenangkan hamper serangkaian kemenangan yang tidak terputus. Mereka memulai dengan menghancurkan barisan panjang milik Konfederasi di Tennessee, yang memungkinkan mereka menguasai hampir seluruh bagian Barat negara itu. Ketika pelabuhan penting Sungai Mississipi di Memphis direbut, pasukan Persatuan maju sejauh 320 kilometer menuju ke markas Konfederasi. Dengan seorang jendral tangguh, Ulysses S. Grant, memimpin mereka, pasukan Persatuan berhasil meredam serangan balik mendadak pihak Konfederasi di Shiloh, di atas tebing di mana darinya terlihat seluruh Sungai Mississipi. Yang terbunuh dan terluka di masingmasing pihak terhitung lebih dari 10.000 orang, jumlah yang belum pernah dirasakan bangsa Amerika. Tapi ini justru baru awalnya. Di Virginia, sebaliknya, pasukan Persatuan menderita kekalahan te-rus menerus dalam usahanya merebut Richmond, ibukota Konfederasi. Pihak Konfederasi memiliki pertahanan yang kuat denga dibantu aliran sungai yang memotong jalan darat antara Richmond dan Washington. Dua jenderal terbaik mereka, Robert E. Lee dan Thomas J. ‘Stonewall’ Jackson, memiliki kemampuan yang jauh melebihi lawan-lawannya di pasukan Persatuan. Pada tahun 1862, komandan pasukan Persatuan bernama George McClellan melakukan satu percobaan untuk merebut Richmond dengan terlalu lambat dan terlalu berhati-hati. Namun dalam Pertempuran Tujuh Hari antara 25 Juni sampai 1 Juli, pasukan Persatuan dipukul mundur dengan perlahan, dan kedua pihak menderita kerusakan berat. Setelah kemenangan Konfederasi lainnya pada Pertempuran Kedua Bull Run (atau Perang Manassas Kedua), Lee menyeberangi sungai Potomac dan menyerang Maryland. McClellan sekali lagi bereaksi dengan ragu-ragu, walaupun telah mengetahui bahwa Lee membagi pasukannya dan kalah secara jumlah. Pasukan Persatuan dan Konfederasi bertemu di Teluk Antietam dekat Sharpsburg, Maryland, pada 17 September 1862, dalam hari paling berdarah s  a njang perang ini: Lebih dari 4.000 meninggal di masing- masing pihak dan 18.000 terluka. Walaupun memiliki keunggulan jumlah, McClellan gagal untuk menembus pasukan Lee ataupun maju menyerang, dan Lee dapat mundur menyeberangi Potomac dengan pasukan yang utuh. Hasilnya, Lincoln memecat McClellan.
Walaupun Antietam tidak menentukan akhir perang, konsekuensi kejadian ini ternyata sangat penting. Inggris Raya dan Perancis,yang keduanya sudah hamper mendukung keberadaan Konfederasi, menunda keputusan mereka, dan pihak Selatan tidak pernah mendapat pengakuan diplomatic dan bantuan ekonomi dari Eropa yang sesungguhnya sangat mereka butuhkan. Antietam juga membuka kesempatan yang dibutuhkan Lincoln untuk mengeluarkan Proklamasi Emansipasi awal, yang menyebutkan bahwa mulai pada 1 Januari 1863, semua budak dalam semua negara bagian yang memberontak terhadap Persatuan dibebaskan. Dalam praktiknya, deklarasi ini awalnya memiliki dampak yang kecil, karena hanya membebaskan para budak yang berada di Negara bagian Konfederasi, sementara di negara-negara bagian perbatasan, masih ada perbudakan. Namun, secara politik, selain mempertahankan keberadaan Persatuan, penghapusan perbudakan sekarang menjadi salah satu tujuan peperangan dari pihak Persatuan. Proklamasi Emansipasi terakhir, yang dikeluarkan pada 1 Januari 1863, juga memberi kuasa untuk perekrutan suku Afrika Amerika ke dalam pasukan Persatuan, gerakan yang sudah sejak awal konflik bersenjata diperjuangkan oleh para pemimpin penghapusan perbudakan seperti Frederick Douglas.
 Pasukan Persatuan sebenarnya sudah melindungi para budak yang melarikan diri sebagai ‘hasil selundupan peperangan’ namun, setelah pengumuman Proklamasi Emansipasi, pasukan Persatuanmerekrut dan melatih sejumlah besar prajurit Afrika-Amerika yang akan bertempur dari Virginia sampai Mississipi. Sekitar 178.000 prajurit mengabdi di bawah pasukan Amerika kulit berwarna dan 29.500 berperang dalam Angkatan Laut Persatuan. Sekalipun pengumuman dari Proklamasi Emansipasi memberikan keuntungan politis bagi pihak Utara, kemajuan militer di bagian Timur tetap tidak ada perubahan, karena pasukan Jenderal Lee dari Virginia Utara terus merongrong pasukan Persatuan di Potomac, pertama di Fredericksburg, Virginia, pada Desember 1862 dan kemudian di Chancellorsville pada Mei 1863.
Namun, Chancellorsville, walau dianggap sebagai salah satu kemenangan militer brilian dari Jenderal Lee, jugam merupakan pertempuran paling mahal baginya. Letnan kepercayaannya, Jenderal “Stonewall” Jackson, secara ceroboh ditembak dan terbunuh oleh pasukannya sendiri. namun tak satu pun kemenangan yang diraih pihak Konfederasi menentukan arah perang ini. Pihak Persatuan membangun kembali pasukan yang baru dan mencoba kembali. Merasa bahwa kekalahan besar pihak Utara di Chancellorsville membuka kesempatan baginya, Jenderal Lee menyerang ke arah utara ke Pennyslvania pada awal Juli 1863, dan ia hampir berhasil mencapaiibukota negara di Harrisburg. Pasukanbesar Persatuan menghadangnya di Gettysburg, di mana, dalampertempuran dahsyat selama 3 hari – yang terbesar selama Perang Saudara ini – pihak Konfederasi membuat usaha yang berani mencoba menembus barisan pasukan Persatuan. Mereka gagal dan pada 4 Juli, pasukan Lee yang menderita kekalahan besar, mengundurkan diri sampai ke belakang Potomac. Lebih dari 3.000 pasukan Persatuan dan hampir 4.000 pasukan Konfederasi tewas di Gettysburg; yang terluka dan hilang terhitung lebih dari 20.000 orang di masing masing pihak. Pada 19 November 1863, Lincoln mendedikasi kuburan nasional yang baru di sana, dengan mungkin pidato yang paling terkenal di dalam sejarah Amerika Serikat.  Di Mississipi, kendali Persatuan terbentur di Vicksburg, di mana pasukan Konfederasi memperkuat diri mereka di atas dataran-dataran yang terlalu tinggi untuk serangan dari laut. Pada awal 1863, jenderal Grant mulai bergerak di bawah dan memutari Vicksburg dan berhasil menaklukkannya dalam pengepungan selama enam minggu. Pada 4 Juli, ia berhasil merebut kota itu, bersama dengan pasukan Konfederasi terkuat di bagian Barat.
Sungai Mississipi sekarang berada di bawah kendala penuh pihak Persatuan. Pihak Konfederasi menjadi terpecah dua dan pengangkutan perbekalan dan persediaan dari Texas dan Arkansas menjadi hampir tidak mungkin. K emenangan pihak Utara di Vicksburg dan Gettysburg pada Juli 1863 menandakan perubahan arah dalam peperangan ini, walaupun pertumpahan darah tidak juga mereda selama lebih dari satu setengah tahun. Lincoln memindahkan Jenderal Grant ke wilayah Timur dan menempatkan seluruh kendali pasukan Persatuan di bawah komandonya. Pada Mei 1864 Grant menusuk ke dalam Virginia dan bertemu dengan pasukan Konfederasi pimpinan Jenderal Lee dalam tiga hari Pertempuran di Hutan Belantara. Kejatuhan korban di kedua pihak sangat besar, namun, tidak seperti komandan-komandan Persatuan lainnya, Grant menolak untuk mundur. Malahan, ia mencobame-ngepung Lee, merentangkan garis pertahanan pihak Konfederasi dan terus menekan dengan serangan artileri dan pasukan pejalan kaki. “Saya mengusulkan untuk terus menghajar garis pertahanan ini walaupun memerlukan sepanjang musim panas untuk melakukannya.” kata sang panglima Persatuan di Spotsylvania, selama pertempuran berdarah di parit-parit yang berlangsung selama 5 hari, sesuatu yang menjadi ciri khas pertempuran di wilayah timur selama hampir setahun. Di wilayah Barat, pasukan Persatuan menguasai Tennesse pada musim gugur 1863 dengan kemenangan di Chattanooga dan Pegunungan Lookout yang berada di dekatnya, dan membuka jalan bagi Jenderal William T. Sherman untukmenyerang Georgia.
Sherman mengalahkan beberapa pasukan Konfederasi dengan jumlah lebih kecil, menguasai ibukota negara bagian Atlanta dan kemudian bergerak menuju pantai Atlantic, dan dengan terarah menghancurkan rel-rel kereta api, pabrik-pabrik, pergudangan dan fasilitas-fasilitas lainnya yang ada sepanjang perjalanannya.Pasukannya, terputus dari jalur persediaan normalnya, merusak daerah-daerah pedesaan untuk mendapatkan makanan. Dari daerah pantai, Sherman bergerak menuju utara; dan pada Februari 1865, ia telah berhasil menaklukkan Charleston, Carolina Selatan, di mana tembakan-tembakan pertama dari Perang Saudara ini ditembakkan. Sherman, lebih dari jenderal-jenderal lainnya dari pihak Persatuan, mengerti bahwa menghancurkan semangat dari pihak Selatan adalah sama pentingnya dengan mengalahkan pasukannya. Sementara itu, Grant mengepung Petersburg, Virginia selama  sembilan bulan, sebelum akhirnya Lee, pada Maret 1865, sadar bahwa ia harus meninggalkan Petersburg dan ibukota Konfederasi Richmond dan mundur ke arah selatan. Namun ia terlambat. Pada 9 April 1865, dikelilingi pasukan Persatuan yang sangat banyak jumlahnya, Lee menyerah kepada Grant di gedung pengadilan Appomattox. Walaupun beberapa perlawanan kecil terjadi di beberapa daerah yang acak selama beberapa bulan, Perang Saudara ini berakhir. Penerimaan penyerahan diri di Appomattox berlangsung dengan mudah, dan sekembalinya dari pertemuannya dengan Lee, Grant menenangkan para serdadunya yang memprotes tindakannya dengan mengingatkan mereka: “Para pemberontak sekarang telah menjadi warga negara kita lagi.” Perang untuk kemerdekaan pihak Selatan disebut sebagai ‘tujuan yang sesat’, di mana pahlawan perangnya, Robert E. Lee, dikagumi oleh berbagai pihak karena kehebatannya dalam memimpin dan kebesarannya menerima kekalahan.






BAB III. PENUTUP

3.l Kesimpulan
             Pada awalnya perbudakan orang kulit putih terhadap orang – orang negro serta prakrik-praktiknya telah berlangsung sejak zaman kuno. Dimana praktik tersebut dilakukan oleh orang mesir terhadap orang negro di afrika. Budak tersebut digunakan tenaganya didaerah pertanian dan di tempat kuil-kuil.
            Pada awalnya budak yang dipekerjakan di amerika bagian seltan berasal dari afrika barat. Dimana di afrika barat ini penduduk bekerja dari hasil pertanian, disamping menangkap ikan dan berburu. Hasil pertanian diwilayah afrika barat ini biasanya gandum, kapas, padi dan ketela. Kerajaan yang berdiri pada masa itu adalah kerajaan shonghai, ghana, wangdhudhu, hausa dan mandingu, yang nantinya dikenal dengan nama ghana. Dari kerjaan ini dapat diambil sebuah fakta bahea setiap penguasa mempunyai budak-budak, seperti hasil dari tawanan perang yang telah di jadikan sebagai hak milik negara atau kerajaan, budak tersebut difungsikan sebagai pekerja tanah pertanian dan perkebunan.
Pemberontakan budak di Amerika Serikat sebenarnya telah terjadi sejak wilayah tersebut dikuasai oleh kolonial Inggris. Pemberontakan budak mula pertama terjadi di South Carolina pada November, 1526. Adapun pemberontakan budak yang dianggap penting pada era kolonial Inggris di Amerika Serikat terjadi di wilayah Virginia pada September,1663.
Selama era kolonial Inggris sampai berakhirnya perang saudara di Amerika Serikat (1607-1865),telah terjadi 115 kali pemberontakan budak yang terjadi di berbagai negara bagian di Amerika Serikat. Sebagian besar terjadi di Selatan. Sejak wilayah Utara melarang adanya perbudakan pada tahun 1804, maka pada tahun itu pula tidak pernah terjadi pemberontakan-pemberontakan budak.

3.2 Saran
             Dalam nmempelajari makalah ini diharapkan pembaca mempelajari lagi buku atau sumber yang selinier untuk memperkuat pengetahuan atas informasi yang disajikan yang banyak sekali kekurangan.



DAFTAR PUSTAKA

Sundoro,hadi 2012.sejarah amerika serikat .jember:jember university press

Tidak ada komentar:

Posting Komentar